Labels

Wednesday, 7 November 2012

Menjaga Maknawiyah

mrstapah.blogspot.com

.....
Kehilangan maknawiah
Membawa kepada kehampaan
Bertumpuk menjadi kegersangan nurani

Kehilangan kejujuran
Membawa pada kebohongan
Bertumpuk menjadi kemunafikan akhlak

Kehilangan semangat
Membawa pada lemahnya produktifitas karya
Bertumpuk menjadi kemalasan raga

Kehilangan spirit belajar
Membawa kebodohan permanen
Bertumpuk menjadi kesesatan pola pikir

Kehilangan seni
Membawa kita pada kekakuan menjalani kehidupan
Bertumbuk menjadi sesuatu yang hambar tanpa bumbu

Kehilangan cinta
Membawa pada kedengkian
Bertumpuk menjadi permusuhan sesama sudara

Kehilangan kepedulian
Membawa pada kesenjangan kemapanan
Bertumpuk menjadi problematika dan konflik sosial

Kehilangan toleransi
Membawa pada individualistik dan merasa paling benar
Menjelma menjadi tuhan-tuhan baru dalam kehidupan

#Jangalah keimanan ini dengan basuhan dzikir
  Agar tiada yang hilang dalam dirimu
  Spirit menjadi Hamba Allah seutuhnya dan manusia yang
  bermanfaat

Rief_fatih, Mutiara kehidupan, 8 november 2012

Tuesday, 6 November 2012

Facebook Jadi Ajang Curhat dan Narsis ?


masjid-almunawwar.blogspot.com
Saya ingin berangkat dari sebuah perenungan bahwa setiap apa yang dilakukan manusia ada konsekwensi yang harus di hadapi. Baik konsekwensi kebaikan atau keburukan, baik di dunia mapun diakherat kelak ketika maut menjemput kita.  Allah SWT menggambarkan hal ini dengan begitu jelas dalam surat cintanya “famayyakmal misko ladarratinn khoiroyyarah”, Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. “wamal yakmal miskoladarratinn Syarayyarah”, Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah: 7-8).

            Dari sinilah kita dituntut untuk sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Tabiat dunia yang menggoda dengan berbagai perhiasanya telah membuat sebagaian umat manusia lupa akan tugas yang sebenarnya. Tak terkecuali umat muslim, dunia telah membuat sebagian besar umat ini lalai. Kesenangan dunia telah menyebabkan manusia melupakan perkara-perkarah ukhrawi (akherat). Sehingga hal ini nampak pada cara pandang dan tindakan yang dilakukan. Padahal Allah SWT menegaskan “Dan kampung akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?”. (QS. Al-A’raf: 136)

Para meter yang digunakan tidak lagi menegedepankan landasan syar’i tetapi lebih cenderung mengedepankan perasaan yang terkadang melemahkan manusia itu sendiri. Kita terjebak pada kondisi dimana faktor kemanusian lebih sering nampak dibanding perkara syariat yang kebenaranya bersifat mutlak.

Dalam kondisi inilah sangat wajar ketika aktifitas yang dilakukan oleh umat, ini jauh dari maknawiah yang sesungguhnya. Umat ini terjebak pada ubudunnya (kecintaan dunia) yang menyebabkan disorientasi dalam menjalankan aktifitas. Atau bisa juga terjadi distorsi niat yang semua terjaga dengan baik, tapi rusak di tengan jalan karena terbuai dengan godaan dunia.

Begitu halnya dengan dunia jejaring sosial, setiap proses komunikasi yang dilakukan hendaknya mengedepankan perkara-perkara yang bernilai dunia dan akherat. Tidak terjebak pada perkara-perkaran dunia apa yang disampaikan, tapi lebih jauh dari itu hendaknya setiap pesan yang kita sampaikan mengandung hikmah dan nilai-nilai ukhrawi.

Kita mungkin perlu menggali kembali hakikat takwa yang harusnya tercermin dalam setiap kondisi dan situasi, dimanapaun dan kapanpun kita berada. Baik didunia nyata maupun dunia maya yang semuanya pasti ada peluang kebaikan maupun keburukan. Mengenai definisi takwa kita bisa melihat Percakapan antara sahabat Umar bun Khattab dan Ubay bin Ka'ab.
Suatu ketika sahabat Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka'ab apakah takwa itu. Ubay menjawab,"Pernahkah kamu melalui jalan berduri?"
Umar menjawab,"Pernah."
Ubay menyambung,"Lalu apa yang kamu lakukan?"
Umar menjawab,"Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan."
Maka Ubay berkata,
"Maka demikian pulalah takwa."

Sedangkan menurut Sayyid Qutub dalam tafsirnya, Fi Zhilal al-Qur'an, Takwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan. Sementara Sayyid Sabiq dalam kitabnya “Islamuna” menerangkan bahwa takwa bermuatan keyakinan (akidah), pengabdian (ibadah), akhlak atau adab dan berbagai kebajikan (al-bier). Lebih lanjut dia mengatakan bakwa orang yang berhak menyandang sebutan “muttaqin” hanyalah orang yang mampu menahan dan mengendalikan hawa nafsu dan menjauhi semua hal-hal yang syubhat serta berani berjihad di jalan Allah.

Dengan demikian, takwa bukan sekedar menjauhi dosa-dosa besar saja, tapi mencakup semua penyelewengan dan penyimpangan meski itu hanya kecil. “Jangan lihat kepada kecilnya dosa yang kamu lakukan, tetapi lihat kepada siapa kamu berbuat dosa“. Jika demikian, muttaqin ialah orang yang paling berprestasi dalam melaksanakan Islam.

Sampai di sini kita semakin memahami bahwa, hendaknya kehati-hatian dalam segala tindakan dalam kehidupan ini menjadi kunci keselamatan kita di dunia maupun akherat. Sehingga tak berlebihan juga bagi para aktifis jejaring sosial baik FB, twiter, skype dan lainya lebih berhati-hati pula dalam bertinteraksi. Mulai dari konten status, komentar, gambar dan semua yang di tampilkan dalam akun pribadinya.

Hendaklah semua itu bernilai kebaikan, bukan sesuatu yang mubah tak berarti, haram menimbulkan dosa apalagi sesat sehingga dilaknat Allah SWT. Imam syafi’i pernah menyampaikan bahwa, hendaklah seseorang hendak berbicara pikirkanlah sebelumnya, seandaniya sudah jelas kemaslahatannya maka ucapkanlah, namun apabila ragu dengan perkataan itu jangan disampaikan hingga jelas kemaslahatannta.

Apa yang disampaikan oleh imam Syaf’i telah jauh-jauh hari disampaikan oleh baginda Nabi SAW, beliau bersabda, “...Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah berkata baik atau diam” (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan Allah SWT sendiri juga menegaskan, Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar”. (QS Al Baqarah:263)

Dalam hal niat juga kita harus sangat berhati-hati. Jangan sampai ketika kita membuat status karena ingin di komen banyak orang, jadi cukup dengan membuat sesuatu yang kontrofesial. Atau hanya ingin dijadikan sebagai hiburan semata. Tapi coba niatkanlah setiap status maupun komentar yang kita tuliskan dalam FB sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT karena yang kita sampaikan adalah kebaikan. Sehingga kita berharap orang yang membaca setiap tulisan kita akan mendapatkan kebaikan itu pula.

Berkaitan dengan niat kita akan berhadapan dengan sikap ria atau ingin di puji makhluk. Padahal yang layak di berikan pujian adalah Allah SWT. Kita mungkin sering di FB menampilkan siapa diri kita yang sebenarnya. Mulai dari ketampanan atau kecantikan paras kita, kekayaan dan semua fasilitas yang kita miliki, keluarga kita, prestasi-prestasi kita dan semua yang ada dalam kehidupan kita ingin kita sampaikan. Yang paling membuat saya miris adalah bagi suami istri yang memajang foto-foto mesranya di Facebook. Menurut saya pribadi sangat tidak ahsan ketika kemesraan itu dilihat banyak orang dan bisa jadi akan menimbulkan fitnah. Cukuplah kemesraan itu ditunjukan kepada pasangan dan keluarganya, tak perlu ditampilkan di Facebook.

Disinilah peluang sikap ria itu bisa muncul. Seolah kita ingin menunjukan siapa jati diri kita, bukan agar orang lain terinspirasi akan tetapi lebih karena ingin di puji orang. Na’udzubillah. Kita harus memahami bahwa sikap ria itu bukan sesuatu yang sederhana. Dalam Al-Qur’an surat Al-Maun disampaikan dengan begitu jelas bahwa Ria merupakan salah ciri orang yang mendustakan agama.

Hal lain yang nampaknya sederhana yang disering dilupakan adalah kita kerap kali mengeluh sesuatu hal di Facebook. Mirip sekali dengan orang-orang yahudi yang mengeluh ke tembok ratapan ketika berdoa. Malah bisa jadi sebenarnya kita sedang diarahkan kesana. Apa-apa yang terjadi dalam kehidupan kita dituliskan di wall (dinding). Padahal Islam telah mengajarkan bahwa sebaik-baiknya tempat mengadu adalah Allah SWT.

Kalau kita ingin curhat, curhatlah dihadapan Allah SWT tak perlu di wall facebook yang tak mampu memberikan solusi. Malah terkadang menimbulkan mudharat atau bahkan fitnah. Kalau kita ingin menangis, menangislah ketika dalam sujudmu, tak perlu membuat status yang memperlihatkan kesedihan sehingga orang lain menjadi simpati dan memperhatikan kita. Yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya tempat berkeluh kesah.

Mirisnya lagi ada sebagian orang yang memanfaatkan media sosial FB ini menjadi ajang mencari pasangan hidup. Saya tidak mengatakan mencari pasangan hidup itu salah, tetapi realitanya adalah kalau kita tidak hati-hati, seolah kita sedang menawarkan diri kita di khalayak umum. Mungkin dengan memperbagus Foto profile kita, memperlihatkan kita berasal dari keluarga yang kaya dengan mengupload foto-foto mulai didalam rumah sampai mobilnya, sehingga orang akan tertarik dengan kita.

Sekali lagi kalau kita tidak berhati-hati terutama dalam hal menjaga niat, facebook yang tujuanya menjalin hubungan silaturahim akan menjadi ajang bermaksiat. Karena foto-foto yang harusnya tidak di publiskan tetapi malah dinikmati oleh semua orang. Dari situ bisa muncul fitnah yang lebih besar lagi.

Disinilah keimanan kita benar-benar diuji. Bisa jadi tanpa kehati-hatian memilah-milah mana yang layak dan tidak untuk kita share kan di FB kita kan terjebak akan dosa-dosa kecil yang kita lakukan tanpa kita sadari. Kalau hal-hal yang sifatnya privasi sudah disampaikan ke publik, maka sesungguhnya kita sedang menelanjangi diri kita sendiri dihadapan orang lain. Bukan membuat orang lain simpati dengan kita, justru orang lain akan menganggap buruk terhadap diri kita.
Dalam kaidah syara’ dijelaskan bahwa menghindari kerusakan-kerusakan harus didahulukan daripada menarik kebaikan-kebaikan dan  Perkara yang mendatangkan keharaman/maksiyat, maka wajib di tutup. Dari sinilah kita dituntut untuk amat sangat berhati-hati ketika berinteraksi di dunia sosial, khsususnya media sosial FB. Jangan sampai niatan kita menjalin silaturahim yang insya Allah akan bernilai pahala berubah menjadi ajang maksiat yang akan mendatangkan dosa. Naudzubillah
.....
Pesan kebaikan tak selalu di dengan baik
Tapi yakinlah kebaikan itu akan membawa kebaikan yang lain
Itulah yang dinamakan barokah
Kalau kita sudah seperti ini
Mungkin bisa jadi kita akan menjadi orang yang paling kaya akan pahala kebaikan
.....
Begitu pula dengan keburukan
Pesan keburukan selamanya akan membawa keburukan
Banyak orang akan terjebak pemahamanya dan ikut melakukan keburukan
Inilah yang mungkin bisa kita katakan Dosa berantai
Kalau sudah seperti ini
Mungkin kita akan menjadi orang yang paling miskin akan pahala kebaikan
Karena bisa jadi kitalah penyebab orang lain melakukan keburukan
Mungkin mereka akan menuntut kepada kita karena telah menyebabkan mereka melakukan perbuatan dosa
.....
Inilah kehidupan saudaraku
Apa yang kita tanam
Akan kita tuai esok kelak
Apa yang kita tabur
Akan kita temukan hari esok
Apa yang kita ucap
Akan dipertanyakan
Apa yang kita tulis
Akan dimintai pertanggungjawaban pula
.....
Setiap luka akan membawa kebencian
Maka berhati-hatilah
Jangan sampai kita menjadi banyak musuh ketika berinteraksi di FB
.....
Setiap perhatian akan menghadirkan kasing sayang
Tapi hati-hati jangan kebablasan
Nanti bisa jadi ajang maksiat
.....
Curhat di FB tidak membawa kebaikan
Bisa jadi akan mebawa keburukan pada diri kita
Sampaikanlah dalam doa-doamu kepada dzat yang maha pemurah
.....
Narsis bisa mengarah kepada ria
Bisa jadi kita akan dianggap hina
Karena ingin dipuji oleh makhluk
Karena Allah lah yang hanya layak untuk di puji
.....
Lagi-lagi semua terserah padamu
Setiap manusia akan mengalami perhitungan sendiri-sendiri
Selayaknya penulis pun begitu takut akan perhitungan-Nya kelak
Semoga tulisan ini bisa menjadi bukti
Bahwa aku pernah mengingatkan saudaraku
.....
Mengajak mereka pada jalan kebaikan
Mengingatkan agar mereka berhati-hati
Dan sekaligus mengingatkan diriku sendiri
Untuk senantiasa memperbaiki diri

Rief_fatih, Mutiara Kehidupan, 06 November 2012
================================================================
PERHATIAN !
Buat Sista dan Bunda yang punya masalah seputar  Kecantikan, kewanitaan dan kandungan:
- Jerawat tak kunjung sembuh
- Noda Jerawat yang tak kunjung hilang
- Luka bakar, oprasi yang buat anda ga pede
- Keputihan
- Gatal, gatal, bau tak sedap di mis v
- Kanker servick, miom
- Kegemukan
- Terlalu kurus
- Sudah lama menikah belum HAMIL
Temukan solusinya di tempat kami
Konsultasi GRATIS via sms/wa 085643035547


bb 75966580