Labels

Saturday 18 February 2012

Malu bagi Seorang Muslim

mutiarakehidupanku.blogspot.com
Malu dan Iman ibarat dua sisi mata uang yang berbeda. Karena malu itu sendiri bagian dari Iman dan iman itu sendiri dicerminkan salah satunya dengan rasa malu. Baginda  Nabi SAW bersabda, “Iman itu terdiri dari 70 sekian atau 60 sekian cabang. Cabang iman yang paling utama adalah ucapan la ilaha illalloh. Sedangkan cabang iman yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari tempat berlalu lalang. Rasa malu adalah bagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Malu dan iman tidak bisa kita pisahkan satu sama lain, karena merupakan sebuah kesatuan. Dimana ada malu dihati seseorang berarti ada iman di hatinya. Demikian sebaliknya ketika ada iman dihatinya pasti ada malu dihatinya pula. Baik malu kepada Allah SWT maupun malu kepada sesama manusia. Sebagaimana sabda baginda nabi SAW “Malu dan iman saling berpasangan. Bila salah satunya hilang, maka yang lain turut hilang.” (HR. Bukhari dan Al-Hakim)

Bahkan rasa malu menjadi salah satu indikasi akan dihancurkannya sebuah bangsa. Rasa malu menjadi tolak ukur sejauh mana sebuah bangsa beriman kepada Allah dan Rasulnya atau tidak. Kita bisa melihat sejarah peradaban sebuah kaum yang dilaknat oleh Allah karena yang dengan terang-terangan melakukan kemaksiatan. Sebagaimana di jelaskan dalam firman Allah SWT, “Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka,(yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawaketerangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”(QS. At-Taubah: 70)

Sahabat Nabi Salman Al-Farisi pernah berkata,“Sungguh jika Allah berkehendak untuk membinasakan seseorang maka akan Allah hilangkan rasa malu dari diri orang tersebut. Jika rasa malu sudah tercabut dari dirinya maka tidaklah kau jumpai orang tersebut melainkan orang yang sangat Allah murkai. Setelah itu akan hilang sifat amanah dari diri orang tersebut. Jika dia sudah tidak lagi memiliki amanah maka dia akan menjadi orang yang suka berkhianat dan dikhianati. Setelah itu sifat kasih sayang akan dicabut darinya. Jika rasa kasih sayang telah dicabut maka dia akan menjadi orang yang terkutuk. Sesudah itu, ikatan Islam akan dicabut darinya.”  (Baca pula QS. Qaf: 36)

Pada hakekatnya kadar keimanan seseorang dapat diukur dengan melihat seberapa kuat keteguhannya dalam memegang etika malu. Semakin kuat rasa malu seseorang untuk tidak melakukan perbuatan yang kurang baik, apalagi perbuatan haram, maka semakin kuat pula keimanannya. Sebaliknya jika seseorang sudah tidak malu lagi melakukan kemaksiatan, maka dapat dipastikan, keimanannya pun sangat lemah. Sebagaimana sabda baginda Nabi SAW “Rasa malu itu hanya mendatangkan kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim ). Kemudian diriwayatnya yang lain baginda nabi SAW bersabda “Rasa malu adalah kebaikan seluruhnya atau rasa malu seluruhnya adalah kebaikan.” (HR. Muslim)

Mengukur iman dengan rasa malu ini adalah suatu keniscayaan. Karena keimanan adalah perbuatan hati yang tidak dapat diketahui oleh orang lain, kecuali jika sudah divisualisasikan dengan perbuatan. Dari perbuatan itu kita dapat mengetahui kadar keimanan. Sedangkan perbuatan itu sangat ditentukan oleh rasa malu. Seseorang tidak akan mau melakukan sesuatu jika masih malu, tapi jika rasa malunya sudah tidak ada maka ia berani melakukan perbuatan itu. Jadi malu adalah refleksi dari iman. Sebagaiman sabda baginda Nabi SAW “Malu itu sebagian daripada Iman, dan Iman menyebabkan seseorang masuk syurga” (HR. Tirmizi)

Dalam kontek kekinian, rasa malu tetap menjadi relevan untuk kita bicarakan. Khususnya untuk wahai kalian para laki-laki yang mengaku Muslim. Saat ini kita sering menjumpai orang yang beriman hanya sebatas di hati dan lisan mereka semata. Mereka percaya Islam adalah jalan hidup dan keselamatan dan lisan mereka pun mengatakan, akan tetapi sikap dan perbuatan mereka jauh dari cerminan seorang Muslim.

Mereka melakukan shalat tapi maksiat jalan terus. Mereka berpuasa tapi tak bisa melawan syahwat dunia. Mereka bersedekah tapi masih suka mengambil hak orang lain. Mereka berhaji tapi kelakuanya belum mencerminkan seorang haji.

Di masjid mereka terlihat khusuk shalat, tapi di pasar seperti lintah darat. Di keluarga mereka nampak baik tapi di luar sana seperti penjahat. Di depan pimpinannya mereka nampak begitu taat tapi sebetulnya mereka penjilat. Bahkan didepan lingkunganya mereka nampak alim dan shaleh tapi diluar sana nampak keburukan akhlaknya.

Kebanyakan manusia tak mampu menjaga keimananan melalui rasa malu kepada Allah SWT. Sungguh hal itu masih sering dilakukan oleh kebanyakan manusia yang lalai dibuai perhiasan dunia. Memudarnya rasa malu adalah penyebab tumbuh subur bibit-bibit kemaksiatan dalam diri manusia. Rasa malu sudah tidak bisa lagi menjadi perisai seseorang melakukan kemaksiatan. Kalau sudah seperti itu, maka sudah dapat dipastikan keimanan mereka bermasalah dan kalau kita tidak mau berbenah, maka tunggulah sampai Allah akan mendatangkan keputusan-Nya.

Dalam realitas yang lebih sempit kita bisa melihat peran yang seharusnya di lakukan oleh seorang laki-laki. Pembahasan ini cukup relevan ketika kita mengaitkan antara rasa malu dan peran yang seharusnya dilakukan oleh seorang laki-laki. Sebelum kita membahas lebih jauh saya rasa sahabat-sahabat sepakat bahwa kita sebagai laki-laki adalah Imam (pemimpin) baik dilingkungan keluarga ataupun masyarakat.

Dewasa ini dengan semakin berkembangnya paham Feminisme mulai terlihat pergeseran peran seorang laki-laki diambil alih oleh seorang perempuan. Sekarang banyak kita jumpai pimpinan perusahaan seorang perempuan, kepala sekolah perempuan, mentri perempuan bahkan presiden pun perempuan. Sadar atau tidak sadar kenyataan itulah sekarang yang sedang terjadi.

Emansipasi wanita menjadi payung hukum bagi para wanita untuk mengambil peran yang lebih besar dalam kehidupan. Sementara laki-laki semakin lama perannya semakin tereduksi. Bahkan banyak juga yang istrinya bekerja sementara yang suami mengurus anak dirumah. Kalau sudah seperti ini siapa yang salah? Mana jiwa seorang lelaki yang disebut sebagai pemimpin?

Tak ada yang salah sahabat-sahabat semua. Bagi para wanita tak ada salahnya mereka mengambil peran lebih asalkan tugas utamanya sebagai istri atau ibu bagi anak-anaknya dapat ditunaikan dengan baik. Akan tetapi bagi laki-laki apakah tidak malu jika istrinya harus lelah-lelah bekerja, sementara kita sebagai laki-laki berpangku tangan dan hanya mengurus pekerjaan rumah?

Atau dalam tingkatan yang lebih tinggi. Apakah tidak malu kalau kita sudah bekerja akan tetapi istri kita juga masih bekerja. Di mana tanggung jawab kita sebagai laki-laki yang berkewajiban memenuhi kebutuhan anak dan Istri. Dimana hak anak-anak kita tempatkan ketika mereka membutuhkan seorang ibu yang senantiasa memperhatikan dan membimbing mereka. Hanya nurani kita masing-masing yang bisa menjawab sahabat-sahabat semua.

Sehingga sudah cukup jelas peran besar apa yang akan dilakukan sebagai seorang laki-laki pada saatnya nanti. Saat kita harus hidup berumah tangga, saat kita harus hidup bermasyarakat dan saat dimana kita harus memenuhi setiap hak mereka. Semuanya itu membutuhkan persiapan mulai saat ini. Saat dimana semuanya belum terlambat untuk menatap rencana hidup kita kedepan.
.....
Malu begitu malu ketika Allah melihatku
Melihat aku yang tak syukur nikmat
Melihat aku yang senantiasa lalai
Lalai bergelimang kemaksiatan
Lalai berbangga diri
.....
Padahal semuanya itu kepunyaan Allah
Aku hanya makhluk yang nista dan hina
Namun kenapa aku tak pernah sadar untuk malu kepada-Nya
Malu yang bisa menjadi perisai keimananku
.....
Aku begitu malu
Malu dengan calon bidadari pendampingku
Malu tak mampu menjadi Imam
Malu tak mampu memenuhi kebutuhannya
.....
Bagai ditampar oleh ganasnya kehidupan
Ketika aku mendapati istriku berlelah-lehah bekerja
Bagai hati tersayat sebilah pedang
Ketika aku mendapati anak-anaku tak mendapatkan perhatian sepenuhnya
.....
Aku malu dan begitu takut
Ketika kau mendapati anak-anaku tumbuh menjadi anak-anak yang nakal
Anak-anak yang kurang perhatian dari tangan mulia seorang ibu
Sosok ibu yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk kebaikan buah hatinya
.....
Rasa malu dan takut itulah yang membuatku tersadar
Sadar untuk memperbaiki diri
Sadar untuk mencari lahan-lahan rizky yang Allah tebar
Sadar untuk menjadi laki-laki yang tangguh dan memuliakan seorang wanita

By. Rief_fatih, Mutiara Kehidupan, 19 Februari 2012
================================================================
PERHATIAN !
Buat Sista dan Bunda yang punya masalah seputar  Kecantikan, kewanitaan dan kandungan:
- Jerawat tak kunjung sembuh
- Noda Jerawat yang tak kunjung hilang
- Luka bakar, oprasi yang buat anda ga pede
- Keputihan
- Gatal, gatal, bau tak sedap di mis v
- Kanker servick, miom
- Kegemukan
- Terlalu kurus
- Sudah lama menikah belum HAMIL
Temukan solusinya di tempat kami
Konsultasi GRATIS via sms/wa 085643035547


bb 75966580 

Satu Gereja Masuk Islam Karena Keluasan Ilmu Seorang Pemuda


pejuangkalamullah.blogspot.com
Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika Rabu, 22 Februari 06 Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam. 

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut.Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan, namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.” Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.”

Kemudian ia beranjak hendak keluar, namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut. Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.” Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan! Sang pendeta pun mulai bertanya, 1. Sebutkan satu yang tiada duanya,.. 2. dua yang tiada tiganya, .. 3. tiga yang tiada empatnya, .. 4. empat yang tiada limanya .. 5. lima yang tiada enamnya, ..

6. enam yang tiada tujuhnya, .. 7. tujuh yang tiada delapannya, .. 8. delapan yang tiada sembilannya, .. 9. sembilan yang tiada sepuluhnya, .. 10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, .. 11. sebelas yang tiada dua belasnya, .. 12. dua belas yang tiada tiga belasnya, .. 13. tiga belas yang tiada empat belasnya. .. 14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! .. 15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? .. 16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? .. 17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? ..

18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu! .. 19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? .. 20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu? .. 21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! .. 22. Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata, 1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT. 2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’:12) . 3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh. 4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.

5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu. 6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk. 7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3). 8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, “Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17). 9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan laut yg terbelah

10 .Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160). 11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf. 12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60). 13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya. 14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT berfirman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. ” (At-Takwir:18).

15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS. 16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,”Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan ter-hadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).

18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim. 19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69). 20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentarabergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 2). 22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut.Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, “APAKAH KUNCI SURGA ITU?” mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil.

Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak. Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! “ Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah. “ Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.” Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: ASHADU AN LA ILAHA ILLALLAH WA ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH.”

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. ALLAHU AKBAR! Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa. Subhanallah…!! Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya.
================================================================
PERHATIAN !
Buat Sista dan Bunda yang punya masalah seputar  Kecantikan, kewanitaan dan kandungan:
- Jerawat tak kunjung sembuh
- Noda Jerawat yang tak kunjung hilang
- Luka bakar, oprasi yang buat anda ga pede
- Keputihan
- Gatal, gatal, bau tak sedap di mis v
- Kanker servick, miom
- Kegemukan
- Terlalu kurus
- Sudah lama menikah belum HAMIL
Temukan solusinya di tempat kami
Konsultasi GRATIS via sms/wa 085643035547

bb 75966580 

Friday 17 February 2012

Malu Bagi Seorang Muslimah

eramuslim.com

            Jika  makna malu adalah mencegah dari melakukan sesuatu yang tercela, maka seruan untuk memiliki malu, pada dasarnya adalah seruan untuk mencegah segala maksiat dan kejahatan. Disamping itu rasa malu adalah ciri dari kebaikan yang senantiasa diingatkan oleh manusia. Sehingga kebanyakan manusia menganggap ketika seseorang tidak memiliki rasa malu adalah sebuah aib.
           
            Rasa malu juga merupakan bagian dari kesempurnaan iman, sebagaimana sabda baginda Nabi SAW, “Al hayau minal iman”, Malu adalah bagian dari keimanan (HR. Bukhari dan Muslim). Di haditsnya yang lain baginda Nabi SAW juga bersabda,”rasa malu selalu mendatangkan kebaikan”. Sementara kita juga memahami bahwa iman meliputi enampuluh cabang atau bagian, dan malu menjadi salah satu diantaranya.

            Secara historis pesan rasa malu sudah disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu jauh sebelum muhammad SAW. Hal ini dijelaskan dalam sabda bagina Nabi SAW, “ inna mimma adrokannasu, sesungguhnya sebagian yang masih diingat manusia,  ming kalaminnubuwatil uulaa, dari ajaran para rasul terdahulu, idaa lam tastahyi fasna’maa sikta, Jika tidak malu berbuatlah sesukamu (HR.Bukhari)
           
            Rasa malu adalah sumber akhlak yang terpuji, jika merupakan pendorong untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Hadits di atas menjelaskan tiga poin penting yang harus kita pahami. Pertama, perintah hadits ini menunjukan ancaman. Ketika orang yang berbuat sesuka dirinya berarti Allah mengecapnya orang yang tidak punya rasa malu dan bermasalah dalam keimanan. Perintah seperti ini juga terdapat dalam Al-Qur’anul karim, “berbuatlah sesuka hati kalian” (QS. Fushilat: 40)
           
            Kedua, perintah dalam hadits di atas menunjukan pemberitahuan. Seolah seseorang yang sudah tidak memiliki rasa malu, ia akan melakukan apa saja tanpa berfikir Allah ridho atau tidak.  Poin ketiga  dalam hadits di atas Ibahah (dibolehkan). Artinya bahwa jika kita tidak malu untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak dilarang oleh syariat maka lakukanlah.
           
            Dalam kontek Muslimah, kita memahami bahwa mereka juga senantiasa dihiasi dengan rasa malu. Dalam Al-Qur’an diceritakan tentang salah satu  putri nabi Syu’aib yang diperintahkan untuk memanggil nabi Musa, “kemudian datanglah kepada Musa salah satu dari kedua wanita itu, berjalan dengan malu-malu, ia berkata, ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami” (QS. Al-Qashash: 25)

            Saat itu puteri nabi Syu’ain as berjalan dengan penuh rasa iffah (kebersihan jiwa) ketika bertemu dengan seorang laki-laki. Berjalan dengan penuh rasa malu dan jauh dari usaha untuk menarik perhatian. Meskipun demikian, ia tetap mampu menguasai diri dan menyampaikan apa yang harus disampaikan dengan jelas. Inilah rasa malu yang bersumber dari fitrah yang suci.

            Seorang gadis yang anggun dan shalihah, secara fitrah akan merasa malu ketika bertemu dan berbicara dengan laki-laki. Akan tetapi karena kesucian dan keistiqomahannya ia tidak gugup. Ia bicara dengan jelas dan sebatas keperluan agar tidak terjadi fitnah.
           
            Adapun wanita yang senantiasa bersolek, pergi tanpa muhrim, bahkan bercampur baur dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, tanpa da keperluan yang dibolehkan secara syariat, maka wanita seperti ini jelas bukan didikan Al-Qur’an ataupun Islam. Mereka telah mengganti rasa malu dan ketaatan kepada Allah SWT dengan rasa tidak malu, kemaksiatan, dan berbagai perbuatan keji. Dengan demikian secara tidak langsung mereka telah membantu terealisasinya keinginan musuh Allah untuk berbuat kerusakan. Na’udubillah

            Pada hakekatnya rasa malu pada diri seseorang wanita akan membuahkan Iffah (kesucian diri). Maka barang siapa yang memiliki rasa malu, hingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan buruk, berarti ia telah menjaga kesucian dirinya. Rasa malu juga akan membuahkan  sifat Wafa’ (selalu menepati janji). Ahnaf Ibnu Qois berkata, “Dua hal yang tidak akan berpadu dalam diri seseorang: dusta dan harga diri. Sedangkan harga diri akan melahirkan sifat shidiq (berkata benar), wafa’, malu dan Iffah”.

            Allah SWT mengancam orang yang tidak memiliki rasa malu  dan melakukan kemaksiatan serta kejahatan dengan terang-terangan melalui ancaman yang tak diampuni.  Sebagai mana sabda bagind nabi SAW, “ Semua hambaku akan dimaafkan, kecuali orang-orang yang melakukan kemaksiatan dengan terang-terangan”. Orang yang tidak memiliki rasa malu kepada Allah berarti ia tidak memiliki ketakutan akan azab Allah yang sangat pedih.

Dalam kontek kekinian, kita tetap memahami seorang Muslimah sebagai sosok yang istimewa. Karena mereka yang nantinya akan mendampingi laki-laki dalam menjalani kehidupan dan mendidik anak-anak dengan fitrah kewanitaan yang masih bersih. Mereka di tuntut pula untuk memiliki karakter keibuan dengan berbagai ketrampilan yang dimiliki. Mulai dari melayani suami, merawat anak, memasak, menjahit, merawat rumah dan masih banyak lainnya.
           
            Pada hakikatnya wanita dituntut untuk tetap dalam fitrahnya melanyani suami dan mendidik anak-anaknya. Bolehlah dia menjadi seorang guru, tapi jangan lupakan ia sebagai seorang istri dan ibu anak-anaknya. Bolehlah dia menjadi seorang dokter, tapi jangan meninggalkan perannya di rumah. Bolehlah ia menjadi seorang aktifis, tapi jangan sampai menelantarkan keluarga. Semuanya harus ditempatkan sesuai dengan porsinya masing-masing.

            Tak perlu malu ketika seorang wanita tidak bisa menjadi seorang guru, menjadi dokter ataupun menjadi perawat dengan bekal ilmu pengetahuan yang sudah di dapatkan. Akan tetapi malulah ketika seorang wanita tak dapat menjalankan perannya sebagai seorang Istri bagi suaminya dan seorang Ibu bagi anak-anaknya.

Dalam kontek pendidikan anak Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan dua cara: Pertama, perbaikan secara lahiriah, yaitu perbaikan yang berlangsung di pasar, masjid, dan berbagai urusan lahiriah lainnya. Hal ini banyak didominasi kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah. Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan pengurus rumah.

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa baginda Nabi SAW bersabda, “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah, dia bertanggung jawab atas keluarganya. Wanita pun pemimpin yang mengurusi rumah suami dan anak-anaknya. Dia pun bertanggung jawab atas diri mereka. Budak seorang pria pun jadi pemimpin mengurusi harta tuannya, dia pun bertanggung jawab atas kepengurusannya. Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari 2/91)

Dari hadits di atas kita memahami bahwa pertumbuhan sebuah generasi adalah pertama kali berada di buaian para ibu. Karena ibulah yang mengambil peran pertama kali pendidikan anak di dalam rumah. Ini adalah tugas yang besar! Mengajari mereka kalimat Laa Ilaaha Illallah, menancapkan tauhid ke dada-dada mereka, menanamkan kecintaan pada Al Quran dan As Sunah sebagai pedoman hidup, kecintaan pada ilmu, kecintaan pada Al Haq, mengajari mereka bagaimana beribadah pada Allah yang telah menciptakan mereka, mengajari mereka akhlak-akhlak mulia, mengajari mereka bagaimana menjadi pemberani tapi tidak sombong, mengajari mereka untuk bersyukur, mengajari bersabar, mengajari mereka arti disiplin, tanggung jawab, mengajari mereka rasa empati, menghargai orang lain, memaafkan, dan masih banyak lagi.

Termasuk di dalamnya hal yang menurut banyak orang dianggap sebagai sesuatu yang kecil dan remeh, seperti mengajarkan pada anak adab ke kamar mandi. Bukan hanya sekedar supaya anak tau bahwa masuk kamar mandi itu dengan kaki kiri, tapi bagaimana supaya hal semacam itu bisa menjadi kebiasaan yang lekat padanya. Butuh ketelatenan dan kesabaran untuk membiasakannya. Semuanya itu hanya bisa dilakukan oleh seorang wanita.

Sebagai refleksi bagaimana perasaan seorang ibu ketika melihat anak-anaknya tumbuh dewasa. Ketika seorang ibu bertanya, “Nak, kalau sudah besar pengin jadi apa? hati rasanya haru dan mata ibu berkaca ketika anak menjawab “Mau jadi ustad kayak Abi dan pengusaha sukses umi” padahal anak-anak lain kebanyakan akan menjawab “Mau jadi pemain band atau pemain bola seperti Ronaldo”. Atau ketika ditanya ketika nanti punya uang banyak mau diapakan, “Adek pengen buat peantren dan panti asuhan umi” Haru! mendengar jawaban ini dari seorang anak tatkala ana-anak lain menjawab “Pengen beli rumah dan mobil mewah umi!

Jiwa seperti ini bagaimana membentuknya? Apakah bisa dilakukan oleh seorang ayah saja? Butuh seorang pendidik yang ulet dan telaten. Bersungguh-sungguh, dengan tekad yang kuat. Seorang yang sabar untuk setiap hari menempa dengan dibekali ilmu yang kuat. Penuh dengan tawakal dan bergantung pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu, jika seperti ini, bisakah kita begitu saja menitipkannya pada pembantu atau membiarkan anak tumbuh begitu saja?? Kita sama-sama tau lingkungan kita, mulai dari tanyangan TV, media dan lingkungan masyarakat yang semakin tidak kondusif. Siapa lagi kalau bukan engkau, wahai para ibu Muslimah atau para Muslimah calon ibu ?

Lebih malu mana engkau dicap orang yang tak terlampau sukses dalam karier dibanding sebagai seorang ibu yang mendapati anaknya menonton video porno dan kecanduan narkoba? Lebih bahagia mana engkau menjadi wanita karier sukses dibanding  engkau mendapati anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia? Hanya hati nuranimu yang bisa menjawab semua itu.

Pada akhirnya semua dihadapkan bagaimana seorang Muslimah menempatkan diri dan mengambil peran secara proporsional. Agar supaya ia tidak melupakan tugas utamanya, akan tetapi juga bisa tetap berkarya untuk masyarakat. Di butuhkan komitemen untuk menjaga keseimbangan itu. Memastikan semuanya terkondisikan dan berjalan dengan baik setiap saat dan setiap waktu. Suami dan anak-anak merasakan perhatian yang cukup sementara pekerjaan di luar sana dapat terselesaikan dengan baik.
.....
Pada akhirnya semua terserah padamu
Terserah jalan mana yang akan kau ambil
Hanya menjadi Muslimah ibu rumah tangga saja atau wanita karier saja
Atau engkau bisa mengambil dua-duanya
.....
Pilihan-pilihan itu mengandung kebaikan
Tapi ingat semua ada konsekwensi
Hanya orang-orang yang luar biasa yang bisa sukses dua-duanya
Hanya mereka yang teruji dan ditempa sebagai seorang ibu dan sebagai wanita karier sejak awal
.....
Maka bagi engkau Muslimah yang hanya sibuk menempa kemampuan pekerjaanya
Bersiaplah engkau malu untuk gagal menjadi seorang ibu
Maka bagi engkau Muslimah yang sibuk menempa kemampuan pekerjaanya dan sebagai seorang ibu
Bersiaplah engkau mendapatkan kebahagiaan yang hakiki
Karier yang sukses dan rumah tangga yang harmonis
.....
Sebelum semua terlambat
Sebelum engkau menyesal
Sebelum Engkau malu kepada Allah dengan rasul-Nya
Karena GAGAL sebagai seorang IBU
.....
Semua lagi-lagi pilihan hidup
Terserah mana yang akan kau pilih
Menjadi wanita Karier itu baik
Akan tetapi lebih baik menjadi seorang ibu dan berkarier
.....
Atau jika kau tak bisa memilih keduanya sekaligus
Cukuplah engkau menjadi seorang ibu
Seorang ibu yang mengabdi kepada suami
Seorang ibu yang mendidik anak-anaknya dengan kelembuatan hati

By. Rief_fatih, Mutiara Kehidupan, 18 februari 2012

Aku Bukan Pangeran Berkuda Putih


kembanganggrek.wordpress.com
            Sebening prasangka, sesuci tali ukhuwah dan semurni madu kehidupan. Aku coba sandarkan semua keinginan pada kehendak Ilahi. Ku pasrahkan segenap jiwa dan raga demi sebuah bakti tak berujung  hingga ajal menjemput. Mengiring setiap desah nafas dan denyut jantungku, sebuah lantunan syukur penuh keagungan akan kebesaran kuasa-Nya.

            Kuncup bunga itu semakin mekar, terlihat kian merekah menunjukan pesonanya. Begitu indah nan sedap dipandang mata dan sejuk dilihat dengan mata hati. Paduan warna kuncupnya terlihat serasi dengan rona kehidupan. Harumnya memikat semua kumbang yang melintas tak sengaja kala itu. Terlihat menunduk, malu dan begitu menjaga agar sang kumbang tak mendekatinya.

            Sempurna sebagai seorang wanita, para lelaki menilainya. Kelembutan akhlak yang dibalut dengan kedekatan pada Rabbnya menjadi pesona setiap mata yang terjaga dan setiap hati yang tertata. Parasnya senantiasa merekah karena terjaga basuhan air wudlu ditiap waktu. Sementara lisannya begitu terjaga dari setiap kata yang tak mengandung hikmah.

Maha Suci Engkau ya Rabb, yang menciptakan bidadari dunia wanita shalihah. Perhiasan terindah bagi seorang laki-laki yang terkadang penuh dengan kekurangan. Mutiara kehidupan nan berkilau yang bisa membawa setiap anak cucu adam semakin cinta dan taat dengan Rabbnya.

Wahai bidadari dunia, ijinkan aku menjadi pangeran berkuda putih yang kau nanti. Sosok laki-laki yang kau pinta dalam setiap untaian doa-doamu. Sosok Imam yang kau tunggu untuk menjadi nahkodamu dalam bahtera kehidupan. Sosok sahabat yang kau nanti untuk selalu berbagi. Sosok kekasih yang kau tunggu untuk senantiasa menyayangi dan sosok ayah yang akan menjadi tauladan bagi buah hatimu.

Mungkin aku tarlampau percaya diri dan optimis. Bagai punduk merindukan bulan ataupun mimpi disiang bolong yang semuanya menunjukan kesia-siaan. Tak ada jalan budak mempersunting tuannya atapun rakyat menikahi puteri raja. Namun diri ini percaya, ketika Allah menurunkan rasa ini, pasti ada hikmah di dalamnya. Entah aku sedang diajarkan untuk intropeksi diri dan berbenah agar menjadi pantas. Atau aku sedang diuji kadar keimanan yang sampai saat ini masih begitu dangkal.

Bidadari dunia, aku hanya bisa merasa dan menyukuri rasa itu masih ada. Aku tak berharap banyak tentang rasa ini, karena memang aku tak mampu berbuat apa-apa. Malu terlampau malu ketika engkau tahu akan rasa ini. Tak pantas terlampau tak pantas ketika mereka sampai tahu.

Aku pun sadar diri, sadar siapa aku, siapa dikau dan perbedaan diantara kau dan aku. Kesadaran itulah yang meyakinkan diri ini bahwa aku bukan pangeran berkuda putih. Bukan sosok laki-laki, bukan sosok imam, sahabat dan kekasih yang layak bersanding dengannya. Biarlah aku hidup dalam duniaku yang sempit dan dia hidup dalam dunianya yang penuh pesona.
.....
Dalam diamku
Kucoba goreskan setitik cerita dibalik rasa
Rasa yang sulit untuk aku terjemahkan
Rasa yang membuat dada ini sesak menahan gejolaknya
.....
Dalam renunganku
Ku coba temukan jawaban itu
Jawaban yang membuatku dapat memahaminya
Karena rasa ini begitu sulit kutolak dan kubendung
.....
Hanya dengan memahaminya aku bisa menempatkan diri
Menempatkan diriku sebagaimana mestinya
Sebagai kawan dan sahabat dalam hari-harinya
Sebagai saudara yang senantiasa mengingatkan dalam ketakwaan
.....
Biarlah bidadari itu hidup dengan dunianya
Begitu pula dengan aku hidup dalam duniaku
Biarlah ikatan keimanan ini yang tetap menjadi jembatan dunianya dan duniaku
Biarlah Allah SWT yang akan menentukan akhirnya
.....
Sebuah akhir yang aku yakini pasti bahagia
Sebuah akhir yang menjadi cerminan setiap proses yang dilaluinya
Sebuah akhir yang akan menentukan semuanya
Dimana aku mencintaimu karena tintah Rabbku

By. Rief_fatih, mutiara kehidupan, 17 februari 2012


================================================================
PERHATIAN !
Buat Sista dan Bunda yang punya masalah seputar  Kecantikan, kewanitaan dan kandungan:
- Jerawat tak kunjung sembuh
- Noda Jerawat yang tak kunjung hilang
- Luka bakar, oprasi yang buat anda ga pede
- Keputihan
- Gatal, gatal, bau tak sedap di mis v
- Kanker servick, miom
- Kegemukan
- Terlalu kurus
- Sudah lama menikah belum HAMIL
Temukan solusinya di tempat kami
Konsultasi GRATIS via sms/wa 085643035547
bb 75966580 

Thursday 16 February 2012

Subhanallah, Anak Ajaib Ini Islamkan Ribuan Orang

republika.co.id
Sharifuddin Khalifa boleh dibilang anak ajaib.  Anak yang terlahir di Tanzania, Afrika Timur pada Desember 1993 itu berasal dari keluarga Katholik. Namun, pada usia 1,5 tahun, Khalifa sudah hafal 30 juz Alquran dan shalat lima kali sehari.

Subhanallah, ia mampu menghafal Alquran tanpa ada orang yang mengajarinya. Awalnya, kedua orangtua Khalifa mengira anaknya dikuasai setan. Namun, tetangganya yang Muslim memahami apa yang diucapkan anak ajaib itu. Akhirnya, kedua orangtuanya menyadari bahwa putranya adalah tanda kebesaran Sang Khalik. Kedua orangtuanya pun memeluk Islam.

Meski berbahasa ibu Swahili, Khalifa mampu berbicara dan berpidato dalam bahasa Arab, Inggris, Prancis, dan Italia tanpa belajar. Pada usia empat hingga lima tahun, ia sudah berkeliling Afrika dan Eropa untuk berceramah dan mengajar. Berkat dakwaahnya, ribuan orang memeluk Islam. Di Kenya, Afrika sebanyak 1.000 orang berduyun-duyun bersyahadat setelah mendengar ceramahnya.

Dikutip dari : http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/12/02/09/lz3xrv-subhanallah-anak-ajaib-ini-islamkan-ribuan-orang


================================================================
PERHATIAN !
Buat Sista dan Bunda yang punya masalah seputar  Kecantikan, kewanitaan dan kandungan:
- Jerawat tak kunjung sembuh
- Noda Jerawat yang tak kunjung hilang
- Luka bakar, oprasi yang buat anda ga pede
- Keputihan
- Gatal, gatal, bau tak sedap di mis v
- Kanker servick, miom
- Kegemukan
- Terlalu kurus
- Sudah lama menikah belum HAMIL
Temukan solusinya di tempat kami
Konsultasi GRATIS via sms/wa 085643035547
bb 75966580 

Subhanallah, Inilah Mukjizat Alquran Secara Matematis

republika.co.id

Sungguh, Alquran adalah firman Allah yang tiada tandingannya. Kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,  penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril ini mengandung berjuta-juta mukjizat. Para ulama dan ilmuwan telah membuktikan bahwa Alquran adalah kalam Allah, Sang Khalik yang tak bisa ditandingi keagungannya.

Allah SWT berfirman, ''Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Alquran ini, mereka tak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.'' (QS Al-Isra'[17]:88). Jangankan membuat seluruh surah, tak akan ada satupun makhluk yang bisa menciptakan satu surat, bahkan satu ayat sekalipun.

Dr Tariq Al-Swaidan melalui sebuah penelitian berhasil menemukan kemukjizatan Alquran secara matematis. Ia menemukan sebuah keseimbangan  kata  dalam Alquran. Misalnya saja, dalam Alquran kata "laki-laki" disebut sebanyak 24 kali. Maka ia pun menemukan fakta bahwa kata "perempuan" juga disebut sebanyak 24 kali. Penasaran bagaimana kemukjizatan Alquran secara matematis?

Ini dia videonya:


Subhanallah, Janin pun Bersujud Ketika Dibacakan Alquran

waladi-dimalaysia.blogspot.com

Seorang Ibu hamil dan dokter pernah menunjukkan bagaimana efek ayat Alquran yang didengarkan pada janin. Memperdengarkan ayat Alquran pada janin bayi ternyata dapat berefek menentramkan bayi dan dalam janin. Mengapa demikian?.

Pada tahun 1839, ilmuwan Enrick William Duve menemukan bahwa mengekspos otak dengan gelombang suara rendah berpengaruh positif pada sel didalam tubuh manusia. ilmuwan ini menemukan bahwa memperdengarkan gelombang rendah ini membuat sel-sel otak berada dalam keadaan getaran. Setiap sel bergetar mempengaruhi perbaharuan sistem sel-sel lain di sekitarnya.

Karena itu, Peneliti menggunakan cara ini untuk mengobati beberapa penyakit psikologis seperti Skizofrenia, kecemasan, masalah tidur dan beberapa kebiasaan buruk seperti merokok, kecanduan narkoba dan lain-lain.

Di dalam kebiasaan masyarakat barat, mendengarkan lagu klasik menimbulkan 'mozart effect' yang berpengaruh dalam tumbuh kembang janin dan membuat anak semakin cerdas. Namun apakah kita tidak sadar, bahwa bacaan ayat Alquran yang merdu ternyata memiliki gelombang alpha yang sama.

Mendengarkan bacaan ayat Alquran yang disenandungkan secara merdu juga memiliki gelombang alpha pada otak bayi. Ini juga menjadikan pikiran yang tenang, kesehatan dan intelejensia meningkat. bahkan dalam scan dan Ultra SonoGrafi (USG) menunjukkan bayi bersujud ketika dibacakan ayat Alquran.

"Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (QS, 56:57-59).

Dikutip dari : http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/12/02/15/lzf5ol-

Subhanallah, Baru 5 Tahun Anak Ajaib ini Sudah Menjadi Imam


menggapaijalanterindah.blogspot.com
Usianya masih sekitar lima tahun. Namun, kemampuannya dalam menghafal dan menguasai Alquran tak perlu diragukan.

Umat Islam di sekitarnya menjadikannya imam shalat, karena ilmu yang dikuasainya. Subhanallah, bacaan Alqurannya begitu fasih. Fenomena ini mengingatkan kita pada sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari:

Amr ibn Salamah berkata, "Suatu ketika Nabi SAW bersabda, 'Jika waktu shalat tiba, hendaknya ada di antara kalian yang melakukan azan. Lalu yang paling banyak bacaan Al Qur'annya hendaknya diangkat menjadi imam.' Mereka melihat tidak ada yang bacaan Alqurannya melebihi diriku. maka aku diangkat sebagai imam padahal usiaku masih enam atau tujuh tahun." (HR Bukhari).

Dukutip dari : republika.co.id,