Labels

Sunday, 29 January 2012

Aktifis Dakwah atau Aktifis Malam?, Dakwah 24 Jam Nonstop

js.ugm.ac.id
Refleksi untuk saudara-saudaraku terkasih di Medan Juang
.......
Wow...super hero mungkin bagi setiap orang yang mendengar ada yang berdakwah setiap harinya 24 jam non stop. Apakah mungkin? Emang ada yang mampu?. Jawabnya nda ada yang ga mungkin dan ga ada yang ga mampu. Kemajuan teknologi itulah yang membuat semuanya mungkin dan semua bisa mampu. Tak terkecuali para aktifis dakwah yang melakukan dakwah 24 jam non stop.

Bueeeeh, luar bisa mereka, berkat FB inilah mereka bisa berdakwah 24 jam. Menariknya ikhwan dan akhwat pun bisa melakukan hal itu. Kalau mungkin bagi ikhwan saya percaya mereka mampu, apa yang akhwat bisa juga? Kan akhwat ada jam malam?moso mau sampai malam di warnet, nanti malah diperkarakan sama takmir dan murabiahnya.

Jawabanya ya bisa lha, hari gini gaul bro, sudah ada laptop sama modem bro, so tancap terus sampai pagi. Kalu di rumah atau dikos kan ga ada jam malam, jadi aman ga ada ustad, ga ada takmir, ga ada murabiahnya yang tahu...he2....cerdas kan gue. Makanya kalau kamu mau, main aja kekosku, kita mabit bareng sambil FB-an. Matep to, dua-duanya dapet.

Kita kan tujuanya baik, niat kita untuk berdakwah, selama tidak chat dengan ikhwan ya gpp lah. Atau kalaupun mau chat yang penting temanya tentang agama ya gpp juga to. Lha wong ini untuk kebaikan. Kan Allah yang menilai niat kita, jadi kita nda perlu takut.

Begitulah kebanyakan kita mungkin, seolah FB sudah menjadi media dakwah satu-satunya. Kita terkadang lupa menjaga ruhiyah dan maknawiyah kita. Penulis pun terkadang lalai, karena asyik buat artikel atapun cerpen sampai larut malam dan kehilangan 1/3 malam terakhir. Intensitas tilawah pun kalah jauh dengan intensitas kita di depan laptop.

Inilah mungkin keberhasilan orang-rang yahudi yang sudah membuat kita terlena. Kita mungkin lebih asyik FB an dari pada Qiyamul lail atau tilawah. Kita lebih asyik menyendiri di warnet atau kamar dari pada bercengkrama langsung dengan saudara-saudara kita. Kultur saling bercengkrama antar ikhwah secara langsung perlahan mulai menipis karena kesibukan kita di depan laptop. Ini yang penulis rasakan, walahu’alam dengan atum saudaraku.

Mungkin inilah yang selama ini mengurangi keberkahan dakwah kita. Kebanyakan kita melanggar prinsip-prinsip yang selama ini diterapkan dalam rangka menjaga assalatu da’wah. Terkadang kita berdalih itu kan dulu, akwat juga punya kebebasan OL sampai tengah malam. Masa ikhwan boleh, tapi akhwat tidak?

Sadaraku terkasih, anti itu istimewa. Saking istimewanya jamaah memberikan waktu-waktu khusus untuk anti. Tidak lain semua aturan itu untuk kebaikan anti. Dan tidak lain kalau anti yang melanggarnya anti sendiri yang rugi.

Mungkin tanpa kau sadari foto-foto yang anti pajang di FB telah menyayat-nyayat hati kami. Kami tidak rela keistimewaan kalian bisa dilihat semua orang. Kami tak akan pernah rela paras wajahmu menjadi sarana perbincangan public.

Saya yakin tujuan anti semua mulia, tapi ingat terkadang sesuatu yang baik tidak selamanya diterima baik karena faktor tempat, waktu, situasi dan kondisi yang berbeda. Tidak semua hal yang baik akan berbuah pahala, karena faktor cara dan dampak negatif lain yang ditimbulkan.

Kita menyadari bahwa kita bukan jamaah malaikat, kita memiliki berbagai kekurangan. Saya pun bukan orang yang baik, Saya juga bukan orang shaleh. Tapi izikan saya mengingatkamu saudaraku, apa yang anti semai akan anti tuai.

Ikhwan wa akhwati fillah, sudah saatnya kita berbenah, FB itu ibarat candu bagi kita, kalau kita tidak bisa mengendalikan, kita yang akan terjerumus. Amalan ruhiyah kita kacau, hafalan blong, ilmu agama pas-pasan. Sebaliknya kita menjadi kader yang lebay-lebay. Tak ada bedanya dengan yang lain.

Padahal kita sudah mengazamkan diri kita sebagai judullah. Apakah Allah rela memiliki pasukan dengan kwalitas yang kita miliki saat ini? Wajar saja sampai saat ini kita belum diberikan kemenangan, karena memang kwalitas kita belum layak untuk mendapatkan kemenangan itu. Semakin hari saya semakin miris melihat tingkah laku kita semuanya yang semakin jauh dari manhaj gerakan dakwah kita.

Saudaraku saat ini pemuda-pemuda dan anak kecil di Palestina sedang di serang dengan rokok oleh Yahudi laknatullah. Tanpa sadar pun sebetulnya kita sedang diserang dengan FB. Kita sedang di creat menjadi pribadi-pribadi yang individualis. Kita sedang di creat untuk mengikuti gaya hidup mereka.

Padahal sunah rasulullah mengajarkan kepada kita setealah selesai shalat isya kita tidur dan bangun 1/3 malam terakhit untuk bermunajat. Tapi yang saat ini terjadi adalah sebaliknya. Saudaraku, kemaksiatan yang kita lakukan saat ini mungkin belum kita rasakan dampaknya, tapi tunggulah sampai Allah menegur atau memberikan balasannya. Semoga kita tidak tergolong orang-orang yang lalai. Amin ya Rabb

1 comment:

  1. afwan ya, boleh berkomentar.
    klw menurut ana, jam malam tak hanya akhwat saja. jam malam apalagi di FB jg harus diterapkan di ikhwan. karena pernah ada ikhwan yang mengirimkan kata2 yang maknanya ambigu terhadap akhwat di jam malam. apa ini tidak menyalahi aturan? jam malam bberlaku untuk semua aktivis dakwah, ikhwan atu pun akhwat, tak hanya di sms, telpon, atau pun FB dan tak perlu saling coment, ngetag, apalagi chat.

    ReplyDelete