Labels

Sunday 29 January 2012

Renungan pagi

Pagi ini, nampak langit begitu bersahabat dengan kita. Angin pun berhembus pelan menunjukan kehangatan terhadap semua mahluk. Iya pagi yang sangat indah, pagi yang menginspirasi, pagi dimana aku mulai tersadar. Sadar diri terhadap semua yang telah diperbuat oleh tangan dan kaki ini, lidah yang tajam ini, bahkan hati yang sering salah merasa.
ayeshatom.blogspot.com

Beberapa hari terakhir memang seolah hari ini terasa kering dan tak bermakna. Semua hal yang dilakukan seolah tak bermakna dan mungkin tak bernilai sedikitpun di mata Allah. Pengorbanan waktu, harta bahkan darah ini mungkin tak bernilai sedikitpun dimata-Mu ya Rabb.

Iya aku disilakuan oleh kemegahan dunia. Aku silau akan penghargaan orang lain, aku silau akan perhatian orang lain bahkan aku silau ingin didengar oleh orang lain. Tapi setelah aku berfikir jauh, sebetulnya apa yang aku cari, harta? jabatan? Atau gila hormat?

Astagfirullah, aku sudah terlena, aku sudah terjerumus kelembah kemaksiatan. Tanpa kusadari mungkin lisan ini sering menggores luka dihati saudaraku. Tanpa kusadari mungkin tangan dan kaki ini sering berlaku zalim terhadap saudaraku. Tanpa kusadari pula mungkin hati ini sering iri padamu.
Perlahan kucoba merenungi beberapa lirik lagu taubat
...........
Wahai Tuhan jauh sudah
Lelah kaki melangkah
Aku Hilang
Tanpa Arah
Rindu hati sinarmu
...........
Wahai Tuhan aku lemah
Hina berlumur noda
Hapuskanlah terangilah
Jiwa sihitam jalanku
...........
Ampunkanlah aku
Terima taubatku
Sesungguhnya engaku sang maha pengampun dosa
...........
Ya Rabbi izinkanlah
Aku kembali padamu
Meski mungkin takkan sempurna
Aku sebagai hambamu
...........
Ampunkanlah aku
Terima taubatku
Sesungguhnya engaku sang maha pengampun dosa
Berikanlah aku
kesempatan waktu
Aku ingin kemmbali
Kembali
...........
Dan meski tak layak
Sujud padamu
Dan sungguh tak layak
Aku.....
(Taubat, By Opick)


Seperti itulah mungkin gambaran hidup kita. Kehidupan dimana ada hitam dan putih yang sesungguhnya nampak jelas, namun terkadang kita lebih memilih “si hitam” dari pada putih yang suci. Terkadang ‘si hitam” terlihat begitu menggoda, sementara si Putih kita belum bisa menangkap pesan tersirat di dalamnya.

Tak ada manusia yang bisa lepas dari dosa. Pun tak ada manusaia yang bisa menghindarinya. Maka sesungguhnya orang terbaik diantara kita adalah bukan yang paling sedikit dosanya tetapi tidak mau menyadarinya. Akan tetapi orang yang terbaik diantara kita adalah orang yang senantiasa menyadari kesalahannya, meski pun dosanya sudah menggunung.
Spirit memperbaiki diri, tidak ada kata terlambat yang ada kita optimalkan jatah waktu yang masih Allah berikan kepada kita. Ingat yang paling dekat dengan kita bukan lain bukan tidak adalah KEMATIAN. Maka sudah sepatutnya kita mempersiapkan diri untuk menjemput kematian. Kematian yang akan menentukan kehidupan abadi. Kematian yang akan menjadi akhir perjalanan kita di dunia. Seberapa bersih jiwa kita, itu yang akan menentukan masa depan kita.

No comments:

Post a Comment