Labels

Saturday, 11 February 2012

Melanjutkan Tugas Mulia Risalah Kenabian

fimadani.com
             Subuh ini, ragaku tak sebugar biasanya. Hatiku terasa sedikit hampa. Sementara jiwa ini terasa kering dan mengharap curahan kesejukan illahi. Aku tak tahu kenapa itu terjadi. Perasaan itu terkadang mucul dan pergi begitu saja seiring dengan naik dan turunyya keimanan.

            Terkadang ketika hampa itu terasa, sesak jiwa begitu penat dan menyiksa. Semua terasa hambar tak berasa, bagaikan nahkoda yang tak tahu arah membawa bahteranya. Lalai sejenak terhadap tujuan hidupnya dan lupa akan posisi dirinya sebagai Abdullah (hamba Allah) dan Khalifah fil Ard (pemimpin dimuka bumi).
            Tatkala keimanan itu bersemai kembali, sesak jiwa yang menghimpit mulai menghilang dibasuh cahaya illahi. Semua yang pahit terasa manis, semua yang menyakitkan terasa bahagia dan semua ujian yang mendera terasa mudah menghadapinya.

            Ya Allah, Rabb yang menggenggam kehidupan. Hamba yakin sepenuhnya Islam sebagai jalan keselamatan dan engkau telah meninggikannya diatas semua agama. Tanpa campur tangan dari kami Islam pun akan tumbuh dengan kekuasaanmu. Tanpa perjuangan kami pun, Islam akan engkau menangkan di dunia ini.
            Ya Allah, Rabb yang tak pernah lalai. Diri ini menyadari bahwa tugas mulia melanjutkan Risalah-Mu tak akan mampu digengam oleh satu generasi. Pribadi ini sadar, sisa hidup yang masih engkau sematkan dalam jasad kami tak akan cukup memperbaiki semua keadaan. Namun hamba berharap sisa hidup yang masih Engkau berikan dapat kami optimalkan sebagaimana para nabi dan pendahulu kami yang senantiasa mulia di sisi-Mu.

            Tak peduli seberapa besar ataupun kecil upaya yang kami lakukan. Tak peduli seberapa banyak ataupun sedikit. Tak peduli pula seberapa lama atapun sebentar. Namun sungguh kami berharap dalam setiap kondisi, diri ini senantiasa ikhlas melakukan semuanya karena-Mu. Menyandarkan semua amalan kebaikan semata-mata karena ingin mengharap ridho-Mu.
            Diri ini jelas tak sesempurna para nabi yang dari awal sudah Engkau Muliakan. Bahkan tak sesabar Abu bakar As-Sidik ra yang menjadi teman setia Muhammad bin Abdullah. Tak setegas Umar bin Khattab ra yang rela menghukum anaknya sendiri dan telah memperluas dakwah ini hingga ke wilayah persia dan Romawi. Tak sebijaksana Utsman bin Affan ra yang telah menghimpun Al-Qur’anul karim dan menjaga kestabilan negara. Pun diri ini tak secerdas Ali bin Abi Thalib ra yang sudah masyur karena luasnya ilmu yang dimiliki.

            Ya Allah yang maha tinggi dan mulia di hadapan semua makhluk. Izinkan diri ini walau tak sesabar Abu Bakar, tak setegas Umar, tak sebijaksana Utsman dan tak secerdas Ali, untuk menjadi pribadi yang mulia di sisi-Mu karena kesucian dan keihlasan hati-hati kami.
Menjadi pribadi yang termasuk dalam firman-Mu. “wal takummingkum ummatuyyad’una ilal khair”, hendaklah ada segolongan diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan.
Kemudian mengemban tugas nan mulia yang engkau gariskan dalam rangkain fir-man-Mu “wayakmuruna bil ma’rufi wayanhauna’anil mungkar”, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Menjadi bagian penebar setiap kebaikan dan pencegah setiap keburukan. Hingga Engkau menggolongkan kami menjadi pribadi-pribadi yang beruntung, “wa ulaaika humul muflihun”, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

            Rangkaian firman-Mu dalam Surat Ali imran ayat 104 dan diayat 110 merupakan jalan kemuliaan yang bisa diraih oleh setiap manusia.  Jalan yang akan membedakan derajat antara manusia yang satu dengan lainnya. Idaman setiap pribadi dan golongan untuk menjadi “khaira ummah”, umat terbaik dan mulia di sisi-Mu.

            Ya Allah, Rabb yang maha luas ilmu dan kekuasanya di jagad raya. Hati yang engkau berikan dalam keadaa suci, terkadang kini tak mampu hamba merawatnya. Terkadang ria, iri, dengki bahkan sombong senantiasa menyelimuti. Jasad yang engkau berikan ini mungkin tak sekuat saudara hamba yang lain. Lisan ini mungkin tak sefasih lisan-lisan hambamu yang senantiasa menebarkan aroma syurga. Demikian dengan otak ini tak secerdas mereka yang berprestasi diberbagai bidang.
            Namun hamba berharap denga goresan pena ini hamba bisa menjadi bagian dari umatmu ya akan menebar setiap kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dakwah bil Qolam (dakwah melalui tulisan) menjadi salah satu cara hamba untuk menjadi pribadi yang mulia di sisi-Mu. Pribadi yang tak fasih dalam betutur, tak banyak dalam menghafal ayat-ayatmu, tak lembut dalam bergaul dan tak cekatan dalam bergerak.

            Di tengah kondisi umat yang terjebak pada kondisi “al-wahn”, cinta dunia dan takut akan mati serta “Ad-Dakhan”, kondisi berkabut atau sama-samar seperti apa yang sudah digambarkan baginda nabi SAW empat belas abad silam menjadi tantangan berat bagi setiap pribadi yang sudah mengazamkan dirinya di jalan Allah. Kondisi ini menuntut tadhiyah (pengorbanan) berupa harta dan jiwa sebagai mahar bagi para jundullah (pasukan allah) yang mengharapkan kemenangan Islam.
Dakwah bil Qolam mungkin tak sepenuhnya bisa bisa memerbaiki keadaan. Karena tugas dakwah ini mencakup semua lini kehidupan, maka dibutuhkan sinergisitas disemua peran satu sama lain. Sehingga semua berjalan selaras menuju kemenangan islam. Tinggal pertannyaanya seberapa komitmen dan ikhlas kita mengambil peran yang kita bisa.
.........
Biarlah seorang Da’i menyampaikan risalah Rabbnya dengan lisannya yang fasih
Biarlah seorang ilmuan menyampaikan kebenaran islam dengan kecerdasannya
Biarlah seorang dokter dan perawat mengabdi di jalan Allah dengan merawat orang
Sakit
Biarlah seorang guru menyampaikan ilmunya dengan hatinya yang lembut
Namun diriku tetaplah bangga menyampaikan kebenaran Rabbku denga goresan
Penaku
.........
Karena, tak semua orang fasih dalam berkata
Tak semua orang cerdas dalam berfikir
Tak semua orang tahu ilmu kesehatan
Tak semua orang bisa mengajar
Tak semua orang bisa menulis
Maka bersyukurlah terhadap setiap potensi yang kita miliki dan beraksilah
........
Tunjukan pada dunia tentang indahnya Islam
Tentang ketaatan umatnya
Tentang ukhuwah Islamiyahnya
Tentang kebaikan budi umatnya
Dan tentang kemenangan Islam yang sudah Allah janjikan

By. Rief_fatih, mutiara kehidupan 10 februari 2012

1 comment:

  1. sahabat-sahabat semuanya kasih tanggapan, kritik atau saran ya, untuk perbaikan tulisan saya kedepannya, terimakasih sudah berkunjung, semoga mengispirasi

    ReplyDelete